Minggu, 14 Oktober 2018

Tulisan 2 , Ilmu Sosial Dasar#



KENAIKAN BBM SUBSIDI TIMBULKAN KONFLIK SOSIAL
Ekonom: Kenaikan BBM Subsidi Timbulkan Konflik Sosial‏
http://www.gatra.com/ekonomi-1/60397-ekonom-kenaikan-bbm-subsidi-timbulkan-konflik-sosial%E2%80%8F.html


Jakarta, GATRAnews – Pengamat ekonomi, Ichsanuddin Noorsy mengatakan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dapat meningkatkan kesenjangan ekonomi masyarakat (gini ratio). Menurutnya, dampak dari kenaikan harga tersebut akan sangat memberatkan bagi masyarakat miskin.
Pemerintah diharapkan perlu mengkaji bagaimana cara agar masyarakat miskin dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. “Berdasarkan data BPS, gini ratio sudah mencapai angka 0,43. Ada yang bilang sampai bilang 0,55. Meningkat dibanding 2005 yang mencapai 0,36,” kata Ichsanuddin Noorsy saat diwawancarai usai diskusi “Apa dan Siapa Bagaiamana Mafia Migas Bekerja?” di salah satu hotel di Jakarta, Selasa (9/9).
Menurutnya, angka kemiskinan dengan batas pengeluaran US$ 1,25 per hari tidak mencerminkan kondisi sebenarnya dengan jumlah penduduk berdasarkan data BPS 11,27% atau 28,8 juta jiwa. Angka kemiskinan diperkirakan lebih besar dari jumlah tersebut.
Ichsan menjelaskan kesenjangan ekonomi yang semakin melebar berdampak munculnya konflik sosial dalam masyarakat Indonesia. “Potensi konflik atau kerusuhan sosial makin tinggi,” kata Ichsan. Menurutnya, potensi konflik semakin tinggi akibat pertumbuhan lapangan kerja tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat.
Sektor lapangan kerja yang mampu menyerap tenaga kerja banyak pertumbuhannya stagnan. “Yang tumbuh adalah industri hotel, pariwisata. Tetapi industri manufaktur kita pertumbuhannya tidak signifikan,” kata Ichsan. Ia berharap pada pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk transparan dalam mengambil kebijakan khususny permasalahan minyak dan gas yang menyebabkan tekanan pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara. “Bijaksana dan konstitusional kalau hendak mencabut atau mengurangi subsidi BBM,” kata Ichsan.
Penulis: JNR
Editor: Nur Hidayat




Pendapat Saya :
atas kenaikan harga BBM tidak setuju, karena menurut saya dengan dinaikannya harga BBM dapat memicu atau mempengaruhi harga-harga kebutuhan pokok masyarakat lainnya. Dan daya masyarakat akan menurun dikarenakan Kenaikan harga BBM yang disertai dengan peningkatan harga barang berimplikasi pada menurunnya daya beli masyarakat. Ini akan semakin memberatkan masyarakat kecil di saat momen kenaikan harga BBM berdekatan dengan hari raya Lebaran dan masa liburan sekolah.  Kenaikan harga BBM ini juga membuat apa yang diperjuangkan para buruh mengenai peningkatan UMR (Upah Minimum Regional) menjadi sia-sia. Selain itu pengangguran akan semakin bertambah dan tak lain kemiskinan akan terjadi atau bertambah.

Tapi dilain sisi saya akan setuju jika kenaikan harga BBM, bisa membuat pemerintah sadar dan bersedia meningkatkan kualitas jalan, pendidikan, dan fasilitas lainnya, serta memberikan tunjangan bagi warga yang tidak mampu, sehingga kesejahteraan masyarakat semakin meningkat dan kenaikan BBM tidak dipandang sebagai sumber permasalahan dari banyaknya kemiskinan di Indonesia. Selain itu jika harga BBM tidak naik uang negara akan semakin menipis dikarenakan harga BBM semakin naik dan  indonesia pun mengeksport bahan bakar minyak dari negara lain.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar