Jumat, 08 Mei 2015

bab 12

Pada akhir tahun 1960 pengembangan organisasi dilaksanakan dalam organisasi melalui konsultan, tapi relatif tidak dikenal sebagai teori praktek dan tidak memiliki definisi yang umum di kalangan praktisi. Richard Beckhard, otoritas pada pengembangan organisasi dan manajemen perubahan, mendefinisikan pengembangan organisasi sebagai “upaya, terencana, organisasi-lebar, dan dikelola dari atas, untuk meningkatkan efektivitas organisasi dan kesehatan melalui intervensi terencana dalam proses organisasi, menggunakan perilaku-ilmu pengetahuan (Beckhard 1969).

Pengembangan organisasi dikenal sebagai bidang kedua ilmu terapan perilaku difokuskan pada pemahaman dan mengelola perubahan organisasi dan sebagai bidang kajian ilmiah dan penyelidikan. Ini adalah interdisipliner di alam dan mengacu pada sosiologi, psikologi, dan teori-teori motivasi, pembelajaran, dan kepribadian.

Pengembangan organisasi (OD) adalah disiplin profesional dengan fokus pada memperbaiki dan meningkatkan kemampuan dalam organisasi untuk memenuhi tujuan strategis dan taktis. Fokus yang diarahkan pada kinerja orang: individu, kelompok dan tim yang berbeda dari modal atau aset lainnya di pembuangan organisasi.

Pengembangan organisasi adalah alat penting dalam mengelola dan merencanakan pertumbuhan perusahaan. Ketika sebuah perusahaan yang terlibat dalam pengembangan organisasi, itu menganalisis proses kerja untuk efisiensi dan akurasi. Inovasi produk memerlukan analisis beberapa jenis informasi untuk menjadi sukses. Pengembangan organisasi sangat penting untuk inovasi produk karena dapat membantu menganalisis setiap elemen pengembangan produk dan membuat metode untuk menggunakannya secara efektif.

Tujuan utama dari pengembangan organisasi adalah:


Manajemen perubahan yang terencana
Meningkatkan motivasi staf dan partisipasi
Menghapus hambatan yang menghalangi pertumbuhan organisasi
Membangun budaya kerja di mana perbaikan terus-menerus dan perubahan adalah “bisnis seperti biasa”
Keuntungan dari pengembangan organisasi.
Pengembangan organisasi membantu organisasi untuk:


Memiliki motivasi, antusias dan setia tenaga kerja
Menyediakan produk dan layanan berkualitas
Meningkatkan profitabilitas, mengurangi biaya dan pemborosan sumber daya
Mempromosikan inovasi dan fleksibilitas
Mencapai kepuasan dan loyalitas pelanggan
Meningkatkan efektivitas dan efisiensi
Membangun sebuah organisasi berkelanjutan yang memadukan mulus ke lingkungan sekitarnya dan masyarakat
Menggunakan pengembangan organisasi secara efektif akan membantu organisasi menyadari dan mencapai potensi penuh, memungkinkan manfaat maksimal dan kepuasan kepada semua pemangku kepentingan dan pihak yang terlibat dalam organisasi.

bab 11

Komunikasi dalam organisasi sangat penting karena dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk membina hubungan kerja antar pegawai maupun antar atasan bawahan perlulah membicarakan komunikasi secara lebih terperinci.
Dalam menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi harus ada si pengirim berita (sender) maupun si penerima berita (receiver). Solusi-solusi yang diberikan pun tidak diambil seenaknya saja, tetapi ada penyaringan dan seleksi, manakah solusi yang terbaik yang akan diambil, dan yang akan dilaksanakan oleh organisasi tersebut agar mencapai tujuan, serta visi, misi suatu organisasi.
Akan tetapi dalam prakteknya proses komunikasi harus melalui tahapan-tahapan yang kadang-kadang tidak begitu mudah. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ide (gagasan) => Si Sender
2. Perumusan
Dalam perumusan, disini ide si sender disampaikan dalam kata-kata.
3. Penyaluran (Transmitting)
Penyaluran ini adalah bisa lisan, tertulis, mempergunakan symbol, atau isyarat dsb.
4. Tindakan
Dalam tindakan ini sebagai contoh misalnya perintah-perintah dalam organisasi dilaksanakan.
5. Pengertian
Dalam pengertian ini disini kata-kata si sender yang ada dalam perumusan tadi menjadi ide si receiver.
6. Penerimaan
Penerimaan ini diterima oleh si penerima berita (penangkap berita).
Dalam membina kerja sama dalam kelompok inilah yang nantinya digunakan dalam rangka membina koordinasi organisasi kesatuan gerak dan arah yang sesuai dengan arah dan tujuan organisasi.
Agar tercapai koordinasi dalam kerjasama pada organisasi itu sangat penting dilaksanakannya komunikasi yang setepat-tepatnya dan seefektif mungkin sehingga koordinasi dan kerjasama benar-benar dapat dilaksanakan setepat-tepatnya juga.
Suatu keputusan adalah rasional secara sengaja bila penyesuaian-penyesuaian sarana terhadap hasil akhir dicoba dengan sengaja oleh individu atau organisasi, dan suatu keputusan adalah rasional secara organisasional bila keputusan diarahkan ke tujuan-tujuan individual.
Pengambilan keputusan juga sangat memerlukan komunikasi yang setepat-tepatnya, karena dalam akhir dari pengambilan keputusan tersebut hendaknya juga merupakan pencerminan dari adanya koordinasi dan kerjasama yang tercipta dalam lingkungan perusahaan atau lingkungan organisasi.

bab 9&10

Proses dalam kamus bahasa Indonesia berarti rangkaian suatu tindakan. Sedangkan proses dalam buku organisasi karangan Gibso Invancevich Donnelly adalah berkenaan dengan aktifitas yang memberi kehidupan pada skema organisasi tersebut. Proses organisasi merupakan jiwa bagi struktur organisasi. Jika proses tersebut tidak berjalan dan berfungsi dengan baik, maka masalah yang tidak pernah diharapkan akan timbul dalam sebuah organisasi. Terdapat empat proses yaitu komunikasi, pengambilan keputusan, evaluasi prestasi, sosialisasi dan karir.
Raymond V. Lesikar telah menguraikan 4 faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikasi organisasi, yaitu :
a.   Saluran omunikasi formal
b.   Struktur organisasi
c.   Spesialisasi jabatan
d.   Apa yang disebut lesikar sebagai “pemilikan informasi”

Model-model dalam proses organisasi

1.   Proses Komunikasi

Komunikasi menduduki tempat yang utama karena susunan keluasan dan cakupan organisasi secara keseluruhan ditentukan oleh tehnik komunikasi. Dari sudut pandang ini komunikasi adalah suatu proses sosial yang mempuyai relevansi terluas di dalam memfungsikan setiap kelompok, organisasi atau masyarakat. Kelangsungan hidup organisasi berkaitan dengan kemampuan manajemen untuk menerima, menyampaikan, dan meleksanakan komunikasi. 
Komunikasi diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengiriman kepada penerima informasi. Dengan demikian penerimaan informasi harus memahami isi informasi yang di terimanya, sebaliknya apabila penerimaan informasi tidak memahami informasi yang diberikan oleh pemberi informasi berarti tidak terjadi komunikasi yang effektif yang pada akhirnya dapat menimbulkan suatu konflik. Terdapat tiga elemen pokok yang saling berkaitan setiap terjadinya suatu komunikasi, yaitu sender (sumber berita), message (pesan), dan receiver (penerimaan berita). Apabila salah satunya dari ketiga elemen tersebut tidak ada, maka komunikasi tersebut tidak akan terjadi.
Untuk itu terdapat delapan unsur pokok di dalam proses komunikasi.
a.    Pengiriman atau sumber (sender)
b.    Enconding
c.    Message
d.    Chanel
e.    Receiver
f.     Recoding
g.    Noise
h.    Feedback

Proses komunikasi umum berisi lima elemen: Komunikator, Pesan, Media, Penerima, dan Umpan balik.
1.   Komunikator
Dalam        suatu          kerangka   organisasi,          komunikator        adalah karyawan dengan ide,maksud, informasi dan suatu tujuan untuk berkomunikasi.
2.   Pesan
Tujuan komunikator diekspresikan dalam bentuk pesan baik verbal atau non verbal. 
Pesan yang tidak disengaja dapat dikirimkan tanpa suara atau tindakan untuk suatu hal tertentu demikian pula keputusan dari tujuan dan sasaran yang tidak bisa diteruskan dan metode yang tidak bisa dipergunakan.
3.   Media
Media adalah pembawa pesan, alat dimana pesan dikirim. Dalam organisasi memberikan informasi pada anggota dalam berbagai cara, termaksud komunikasi tatap muka, pembicara melalui telepon, pertemuan kelompok, pesan melalui fax dan lain-lain.
4.   Penerimaan Kode 
Agar proses komunikasi sempurna, pesan dapat dikodekan, sehingga relevan dengan penerimaan.
5.   Umpan Balik
Proses komunikasi satu arah tidak membuka umpan balik p  enerima terhadap komunikator, meningkatkann potensi distori antara pesan yang dimaksud dan pesan yang diterima.


Komunikasi dalam organisasi sebaiknya memberikan komunikasi dalam empat arah berbeda :
a.   Komunikasi ke bawah : komunikasi yang mengalir dari individu dengan tingkat hirarki yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah
b.   Komunikasi ke atas : komunikasi yang mengalir dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi dalam suatu organisasi.
c.   Komunikasi horizontal : komunikasi yang mengalir antar fungsi dalam suatu organisasi
d.   Komunikasi diagonal : komunikasi yang memotong antar fungsi dan tingkat dalam suatu organisasi.

Komunikasi Informal adalah bagian penting aliran komunikasi organisasi. Bentuk organisasi ini timbul dengan berbagai maksud, yaitu meliputi :
1.   Peranan kebutuhan-kebutuhan manusiawi
2.   Pemenuhan keinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lain
3.   Pelayanan sebagai sumber informasi hubungan pekerjaan yang tidak disediakan saluran-saluran komunikasi formal.

Bentuk proses perseptual komunikasi
1.   Komunikasi perseptual : Proses dimana penerima menciptakan makna sendiri dalam benak mereka.
2.   Pengirim : Kelompok atau Organisasi yang ingin atau berusaha untuk berkomunikasi dengan penerima tertentu
3.   Pengkodean : Komunikasi dimulai saat pengirim mengkodekan suatu gagasan atau pikiran.
4.   Pesan : Hasil dari pengkodean
5.   Noise : Campur tangan dalam pengiriman dan pemahaman pesan

Komunikasi Antar Pribadi
1.   Kemampuan Komunikasi 
2.   Ekstranet : menghubungkan karyawan internal dengan pelanggan pilihan, pemasok dan mitra strategis
3.   E-mail : penggunaan internet/intranet untuk mengirim teks dan dokumen yang dihasilkan oleh komputer
4.   Kerjasama komputer : penggunaan perangkat keras dan lunak komputer untuk membantu orang-orang bekerjasama lebih baik sesuai dengan suasana yang ada.

Gaya Komunikasi :
1.   Gaya Asertif : Sikap yang mampu mengekspresikan perasaan dan harga diri, tetapi tidak mengambil keuntungan dari orang lain.
2.   Gaya Agresif : Sikap yang mampu menyatakan diri dan harga diri, tetapi mengambil keuntungan yang tidak adil dari oarng lain.
3.   Gaya Nonasertif : Takut, malu-malu dan perilaku mengingkari diri sendiri.
4.   Komunikasi Non Verbal : Pesan yang dikirimkan kepada orang lain dari tulisan atau dari kata-kata yang diucapkan
5.   Mendengarkan Secara Efektif : Proses pengkodean dan menterjemahkan pesan verbal 

Tindakan non verbal positif yang dapat membantu komunikasi :
1.   Menjaga kontak mata,
2.   Kadang menganggukkan kepala tanda setuju,
3.   Tersenyum dan menunjukkan semangat,
4.   Mengarahkan tubuh kearah pembicara,
5.   Berbicara secukupnya, tenang, intonasi yang menenangkan

Tindakan untuk dihindari :
1.   Memalingkan muka/tubuh dari pembicara,
2.   Menutup mata Anda,
3.   Menggunakan intonasi suara yang tidak enak didengar, 4. Berbicara terlalu cepat/lambat,
5. Menguap berlebihan.

Gaya Pendengaran :
1.   Gaya Hasil : Tertarik untuk mendengar hasil akhir atau hasil suatu pesan,
2.   Gaya Alasan : Tertarik untuk mendengar alasan dibalik suatu pesan,
3.   Gaya Proses : Suka mendiskusikan masalah secara detail,
4.   Gaya Linguistik : Ciri khas pola bicara seseorang

Pola Komunikasi Organisasi :
1.   Komunikasi herarkis : pertukaran informasi antara manajer dan karyawan.
2.   Omongan selentingan : sistem komunikasi tidak resmi di dalam organisasi informasi.
3.   Orang penghubung : secara konsisten menyampaikan informasi omongan selentingan kepada orang lain.
4.   Mata-mata organisasi : menggunakan omongan selentingan untuk meningkatkan kekuatan dan status mereka.
5.   Distorsi komunikasi : dengan sengaja mengubah isi pesan.

Dinamika Komunikasi Modern :
1.   Internet : jaringan kerja global dari jaringan-jaringan kerja komputer
2.   Intranet : internet pribadi milik milik organisasi
3.   Ekstranet : menghubungkan karyawan internal dengan pelanggan pilihan, pemasok dan mitra strategis
4.   E-mail : penggunaan internet/intranet untuk mengirim teks dan dokumen yang dihasilkan oleh komputer
5.   Kerjasama komputer : penggunaan perangkat keras dan lunak komputer untuk membantu orang-orang bekerjasama lebih baik

2.   Proses Pengambilan Keputusan

Keputusan dari seorang pemimpin tidak datang secara tibatiba, tetapi melalui suatu proses. 
Proses pengambilan keputusan itu berlangsung dengan tahapan sebagai berikut :
a.   Menghimpun data melalui pencatatan bahkan mungkin  
b.   Berupa kegiatan penelitian
c.   Melalui analisis data
d.   Menetapkan keputusan yang akan ditempuh
e.   Mengoperasionalkan keputusan menjadi kegiatan
f.     Selama berlangsungnya kegiatan sebagai pelaksana   keputusan akan diperoleh data operasional yang baru

Sementara itu tahapan-tahapan dalam proses pengambilan keputusan dapat dikemukakan sebagai berikut : b. Tetapkan masalah
c.   Identifikasi kriteria keputusan
d.   Alokasikan bobot pada kriteria
e.   Kembangkan alternatif
f.     Evaluasi alternative
g.   Pilih alternative terbaik

Dalam pengambil keputusan ada dua tipe keputusan:
1.   Keputusan Terprogram
Keputusan terprogram adalah prosedur spesifik yang dikembangkan untuk masalah yang rutin dan berulang. Jika situasi yang sering muncul, biasanya prosedur rutin akan dapat disusun untuk menyelesaikannya.
2.   Keputusan Tidak Terprogram
Adalah keputusan membutuhkan manajemen masalah yang unik dan kompleks. Keputusan tidak terprogram ini dibuat jika ada hal yang baru dan tidak berstruktur.

Keputusan adalah mekanisme organisasional dengan bentuk usaha untuk mencapai suatu tujuan yang tertentu. Untuk masalah yang munculnya sering, mengetahui seluruh proses tidak menjadi hal utama. Jika suatu kebijakan telah diputuskan untuk mengatasi masalah seperti itu maka menajer tidak perlu lagi untuk mengmbangkan dan mengevaluasi seluruh altrernatif setiap masalah yang sama muncul kembali. Dapat dilakukan sebagai berikut: 
1.   Menetapkan sasaran dan tujuan serta mengukur hasil
2.   Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dengan tepat dapat terhalangi oleh faktorfaktor seperti berikut:
a.   Masalah presepsi: bahwa presepsi individu mempunyai peluang untuk melindungi atau menghalangi kita dari kenyataan yang tidak menyenangkan.
b.   Masalah didefinisikan sebagai solusi: merupakan suatu upaya untuk langsung lompat pada suatu kesimpulan.
c.   Identifikasi gejala sebagai masalah: masalah biasanya terdiri dari tiga type, yaitu kesempatan, krisis, dan rutin.
3.   Mengembangkan Alternatif
Sebelum suatu keputusan dibuat, alternative yang masuk-akal (solusi potensial untuk masalah tersebut) mesti ditelaah serta akibat dari masing-masing alternative juga mesti dikaji. 

4.   Mengevaluasi Alternatif
Dalam memilih dari sejumlah alternative, pengambil keputusan harus dituntun oleh sasaran dan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Hubungan antara alternative-hasil didasarkan atas tiga kondisi, yaitu:
a.   Kepastian
b.   Ketidakpastian
c.   Resiko
5.   Memilih Alternatif
Adalah untuk memecahkan masalah guna mencapai tujuan yang direncanakan sebelumnya. Keputusan bukan suatu hasil, tetapi hanya suatu sarana untuk mencapai tujuan.
6.   Mengimplementasikan Keputusan
Suatu keputusan yang tidak diimpletasikan tidak lebih dari sebuah abstraksi belaka. Tujuan mengimpletasikan keputusan agar mencapai tujuan yang dikehendaki. Implementasikan keputusan melibatkan banyak orang sehingga untuk menguji keputusan itu dapat dengan melihat perilaku orang yang dipengaruhi oleh keputusan itu.
7.   Mengendalikan dan Mengevaluasi
Manajemen yang efektif melibatkan pengukuran secara periodik terhadap hasil. 

Model-model Pengambilan Keputusan
1.   Relationalitas Keputusan
2.   Model-model perilaku pengambilan keputusan

Teknik Pengambilan Keputusan
1.   Teknik -teknik kreatif : Brainstorming dan Synectics
2.   Teknik -teknik partisipatif
3.   Teknik -teknik pengambilan keputusan Modern : teknik delphi, teknik kelompok nominal